Banyak sekali perkembangan yang ada di dalam dunia
teknologi. Yang tentu saja hal seperti patut untuk kita perhatikan. Teknologi merupakan
salah satu hal yang sangat dekat dengan kehidupan kita. Hal ini tentu saja,
membuat kita harus terus mengikuti perkembangan yang ada. Ada beberapa tahap
yang membuat teknologi menjadi sekarang ini, bahkan hingga dikenal dengan
sebutan ‘new media’ yang memang telah diketahui oleh orang banyak.
Dalam hal ini, sebagai seorang yang menggunakan
teknologi, dan bahkan telah menjadi pengguna aktif, tidak ada salahnya, jika
kita harus mengetahui tahapan serta perkembangan yang ada di dalam teknologi. Yang dalam hal
ini, tahapan tersebut mempunyai kemungkinan besar untuk membuat kita mengetahui
bahwa ada sejarah dan juga dampak yang dibawa, pada sebuah teknologi, yang
dalam hal ini menyangkut dengan media, yang tentunya sudah tidak asing di
telinga kita.
Beberapa tahapan dapat kita ketahui dari beberapa gelombang
yang ada di bawah ini :
1. Gelombang
Pertama dari studi komunitas dan media
Pada
gelombang ini, terdapat seseorang yang memang tertarik kepada peran dari
komunitas pers, yang pada saat itu, tengah ada di dalam pembentukan identitas
antara kelompok imigran. Seseorang tersebut merupakan Park (1922) yang memang
memberikan pendapat bahwa pembaca koran, lebih merupakan karakteristik yang ada
di penduduk kota dibandingkan dengan penduduk yang ada di desa. Dan ternyata,
terdapat sebuah kesimpulan bahwa masyarakat yang ada di dalam pedesaan lebih
suka untuk membaca berita lokal mengenai daerah atau wilayah yang ditempatinya,
dibandingkan dengan daerah lain. Sebaliknya, masyarakat kota dinilai lebih suka
membaca berita yang memang berasal dari luar kota.
Lalu,
disaat yang hampir bersamaan pada gelombang ini, Merton (1949) juga mempunyai
pendapat yang lain. Dia memberikan perbedaan pada masyarakat, yang menurut
pengamatannya, masyarakat dapat dibagi menjadi dua kelompok yang berbeda, yaitu
localites dan juga cosmopolitans. Localites diartikan sebagai masyarakat yang
memang terlibat dalam aktifitas sosial yang berbasis lokal dan juga menggunakan
koran lokal untuk mencari berita lokal juga, yang memang menarik perhatiannya. Sedangkan,
di sisi lain, cosmopolitan merupakan sebuah masyarakat yang memiliki pandangan
luas, dan juga aktivitas sosial yang beragam, ternyata banyak yang mencari
berita dari luar daerah. Dalam hal ini dapat dilihat, bahwa penggunaan media
dan juga partisipasi komunitas yang ada di dalamnya, memang merupakan bentuk
refleksi dari masing-masing individu.
Disisi lain, ternyata hal ini juga berbeda menurut Jangwitz (1952),
menurutnya koran lokal memang berkontribusi dalam masyarakat yang ada pada
daerah lokal tersebut. Dia menemukan bahwa integrasi komunitas dan juga
keterlibatan komunitas berhubungan dengan perhatian yang lebih besar dari surat
kabar lokal.
Pada gelombang ini, kita sudah dapat menyaksikan, baik media lokal maupun
bukan, memang telah mempunyai pengaruh yang besar, yang memang telah
mempengaruhi masyarakat, dengan di dalamnya terdapat berbagai macam
pengelompokan dan juga pengkategorian identitas di dalam suatu komunitas,
secara tidak sadar.
2.
Gelombang Kedua : Media Komunitas Elektronik
Seperti yang kita ketahui pada gelombang pertama, media yang pertama kali
ada adalah media cetak, yang memang memiliki sejarah dampak yang memang sangat
tinggi, apalagi jika kita kaitkan dengan awal mula atau sejarah yang ada, anda
akan menemukan banyak dampak yang sangat besar yang diakibatkan oleh sebuah
media cetak.
Tetapi, pada gelombang kedua, terdapat perubahan dalam hal teknologi yang
tidak kalah menarik. Di dalam tahapan ini, telah berkembangan suatu teknologi,
yaitu sebuah video portable, dan juga distribusi sistme televisi kabel yang ada
pada akhir tahun 1960 dan awal tahun 1970. Tentunya hal ini membuat perubahan
yang sangat signifikan. Dalam hal ini, mulai bermunculan kelompok-kelompok
kontra-budaya dan juga politik yang mapan memiliki surat kabar untuk dirimereka
sendiri. Dalam hal ini, sering dikenal sebagai underground atau juga pers alternative,
yang pernah disebutkan oleh Downing, Girard, dan Jallow.
Media yang baru ini memang mencoba untuk menghadirkan sebuah ‘media
komunitas’ yang mengacu pada berbagai macam bentuk mediasi yang dapat
dihasilkan dari komunikasi. Beberapa contohnya banyak kita lihat seperti
sekarang ini, seperti media elektronik radio, dan juga televisi, serta media
cetak seperti koran dan juga majalah. Dalam hal ini, jaringan elektronik
kemudian berinisiatif untuk merangkul segala yang ada di dalam media saat itu,
seperti media yang mempunyai karakteristik dari media cetak tradisional maupun
media elektronik.
Dengan keberhasilannya dalam merangkul semua media tersebut, akhirnya
membuat media elektronik mempunyai sebuah komunitas media yang menciptakan
sebuah komunitas media yang lain. Komunitas media yang telah ada, memanfaatkan
media elektronik yang memang berskala kecil, untuk tujuan politik dan budaya. Dan
masalah inilah yang akhirnya menyebabkan, pembentukan struktur organisasi yang
profesional dalam sebuah komunitas media tersebut. Tetapi, organisasi yang
profesional ini memang bertentangan dengan tujuan yang ada pada masyarakat
asli. Karena memang antar media yang telah ada mempunyai banyak ketertarikan,
akhirnya gelombang dan aktivitas ini menjadi bercampur. Menjadi sebuah
komunitas dan juga hasil media yang bercampur juga.
3.
Gelombang Ketiga : Era Internet
Gelombang inilah yang akhirnya sekarang ini, banyak kita temui di sekitar
kita, dan bahkan menjadi salah satu hal yang banyak kita lakukan. Dalam sebuah
jurnal of communication dan journal of computer mediated communication pada
tahun 1996, terdapat tema utama yang memang disiapkan untuk membahas gelombang
yang satu ini. Hal ini juga sangat terlihat dengan jelas bahwa internet memang
mempunyai arti yang sangat penting, terbukti dari adanya pembentukan Asosiasi
Peneliti dan Penyelenggaraan Konferensi International pertama yang mengulas hal
ini pada tahun 2000.
Dalam hal
ini, banyak sekali pusat penelitian baru yang dibentuk dengan beberapa
inisiatif yang memang menjadikan komunitas virtual sebagai objek virtual. Dalam
hal ini, komunitas virtual merupakan sebuah komunitas baru lagi, yang memang
hadir karena adanya ‘new media’ ini, atau yang lebih dikenal dengan nama
internet. Dengan adanya media yang baru ini, dan memang mempunyai dampak yang
besar, akhirnya banyak sekali jurnal akademik yang diluncurkan, untuk membahas
mengenai fenomena ini. Buku-buku mengenai internet dan aspek masyarakat juga
meledak setelah Benedikt menerbitkan sebuah buku Cyberspace: First Step, yang
memang banyak sekali membuka wawasan tentang dampak dari gelombang yang satu
ini.
Di dalam ketiga gelombang
tadi, tentunya kita bisa melihat dampak yang ada di dalamnya, untuk lebih
mengetahui apa yang harus kita lakukan, dengan media yang sekarang ini kita
gunakan. Dan untuk membuat kita mengetahui bahwa gelombang di atas, juga
merubah setiap karakter yang ada di masyarakat, yang membentuk sebuah komunitas
yang baru.
*sumber: "Creating Community with Media : History, Theories
and Scientific Investigations”
oleh Nicholas W. Jankowski
Tidak ada komentar:
Posting Komentar