Sabtu, 28 Maret 2015

Mengenal lebih dekat : Tahapan Perkembangan 'MEDIA' dan 'KOMUNITAS'

Banyak sekali perkembangan yang ada di dalam dunia teknologi. Yang tentu saja hal seperti patut untuk kita perhatikan. Teknologi merupakan salah satu hal yang sangat dekat dengan kehidupan kita. Hal ini tentu saja, membuat kita harus terus mengikuti perkembangan yang ada. Ada beberapa tahap yang membuat teknologi menjadi sekarang ini, bahkan hingga dikenal dengan sebutan ‘new media’ yang memang telah diketahui oleh orang banyak.

Dalam hal ini, sebagai seorang yang menggunakan teknologi, dan bahkan telah menjadi pengguna aktif, tidak ada salahnya, jika kita harus mengetahui tahapan serta perkembangan  yang ada di dalam teknologi. Yang dalam hal ini, tahapan tersebut mempunyai kemungkinan besar untuk membuat kita mengetahui bahwa ada sejarah dan juga dampak yang dibawa, pada sebuah teknologi, yang dalam hal ini menyangkut dengan media, yang tentunya sudah tidak asing di telinga kita.

Beberapa tahapan dapat kita ketahui dari beberapa gelombang yang ada di bawah ini :
1.      Gelombang Pertama dari studi komunitas dan media
Pada gelombang ini, terdapat seseorang yang memang tertarik kepada peran dari komunitas pers, yang pada saat itu, tengah ada di dalam pembentukan identitas antara kelompok imigran. Seseorang tersebut merupakan Park (1922) yang memang memberikan pendapat bahwa pembaca koran, lebih merupakan karakteristik yang ada di penduduk kota dibandingkan dengan penduduk yang ada di desa. Dan ternyata, terdapat sebuah kesimpulan bahwa masyarakat yang ada di dalam pedesaan lebih suka untuk membaca berita lokal mengenai daerah atau wilayah yang ditempatinya, dibandingkan dengan daerah lain. Sebaliknya, masyarakat kota dinilai lebih suka membaca berita yang memang berasal dari luar kota.

Lalu, disaat yang hampir bersamaan pada gelombang ini, Merton (1949) juga mempunyai pendapat yang lain. Dia memberikan perbedaan pada masyarakat, yang menurut pengamatannya, masyarakat dapat dibagi menjadi dua kelompok yang berbeda, yaitu localites dan juga cosmopolitans. Localites diartikan sebagai masyarakat yang memang terlibat dalam aktifitas sosial yang berbasis lokal dan juga menggunakan koran lokal untuk mencari berita lokal juga, yang memang menarik perhatiannya. Sedangkan, di sisi lain, cosmopolitan merupakan sebuah masyarakat yang memiliki pandangan luas, dan juga aktivitas sosial yang beragam, ternyata banyak yang mencari berita dari luar daerah. Dalam hal ini dapat dilihat, bahwa penggunaan media dan juga partisipasi komunitas yang ada di dalamnya, memang merupakan bentuk refleksi dari masing-masing individu.



Disisi lain, ternyata hal ini juga berbeda menurut Jangwitz (1952), menurutnya koran lokal memang berkontribusi dalam masyarakat yang ada pada daerah lokal tersebut. Dia menemukan bahwa integrasi komunitas dan juga keterlibatan komunitas berhubungan dengan perhatian yang lebih besar dari surat kabar lokal.

Pada gelombang ini, kita sudah dapat menyaksikan, baik media lokal maupun bukan, memang telah mempunyai pengaruh yang besar, yang memang telah mempengaruhi masyarakat, dengan di dalamnya terdapat berbagai macam pengelompokan dan juga pengkategorian identitas di dalam suatu komunitas, secara tidak sadar.

2.      Gelombang Kedua : Media Komunitas Elektronik
Seperti yang kita ketahui pada gelombang pertama, media yang pertama kali ada adalah media cetak, yang memang memiliki sejarah dampak yang memang sangat tinggi, apalagi jika kita kaitkan dengan awal mula atau sejarah yang ada, anda akan menemukan banyak dampak yang sangat besar yang diakibatkan oleh sebuah media cetak.

Tetapi, pada gelombang kedua, terdapat perubahan dalam hal teknologi yang tidak kalah menarik. Di dalam tahapan ini, telah berkembangan suatu teknologi, yaitu sebuah video portable, dan juga distribusi sistme televisi kabel yang ada pada akhir tahun 1960 dan awal tahun 1970. Tentunya hal ini membuat perubahan yang sangat signifikan. Dalam hal ini, mulai bermunculan kelompok-kelompok kontra-budaya dan juga politik yang mapan memiliki surat kabar untuk dirimereka sendiri. Dalam hal ini, sering dikenal sebagai underground atau juga pers alternative, yang pernah disebutkan oleh Downing, Girard, dan Jallow.
Media yang baru ini memang mencoba untuk menghadirkan sebuah ‘media komunitas’ yang mengacu pada berbagai macam bentuk mediasi yang dapat dihasilkan dari komunikasi. Beberapa contohnya banyak kita lihat seperti sekarang ini, seperti media elektronik radio, dan juga televisi, serta media cetak seperti koran dan juga majalah. Dalam hal ini, jaringan elektronik kemudian berinisiatif untuk merangkul segala yang ada di dalam media saat itu, seperti media yang mempunyai karakteristik dari media cetak tradisional maupun media elektronik.

Dengan keberhasilannya dalam merangkul semua media tersebut, akhirnya membuat media elektronik mempunyai sebuah komunitas media yang menciptakan sebuah komunitas media yang lain. Komunitas media yang telah ada, memanfaatkan media elektronik yang memang berskala kecil, untuk tujuan politik dan budaya. Dan masalah inilah yang akhirnya menyebabkan, pembentukan struktur organisasi yang profesional dalam sebuah komunitas media tersebut. Tetapi, organisasi yang profesional ini memang bertentangan dengan tujuan yang ada pada masyarakat asli. Karena memang antar media yang telah ada mempunyai banyak ketertarikan, akhirnya gelombang dan aktivitas ini menjadi bercampur. Menjadi sebuah komunitas dan juga hasil media yang bercampur juga.

3.      Gelombang Ketiga : Era Internet
Gelombang inilah yang akhirnya sekarang ini, banyak kita temui di sekitar kita, dan bahkan menjadi salah satu hal yang banyak kita lakukan. Dalam sebuah jurnal of communication dan journal of computer mediated communication pada tahun 1996, terdapat tema utama yang memang disiapkan untuk membahas gelombang yang satu ini. Hal ini juga sangat terlihat dengan jelas bahwa internet memang mempunyai arti yang sangat penting, terbukti dari adanya pembentukan Asosiasi Peneliti dan Penyelenggaraan Konferensi International pertama yang mengulas hal ini pada tahun 2000.

Dalam hal ini, banyak sekali pusat penelitian baru yang dibentuk dengan beberapa inisiatif yang memang menjadikan komunitas virtual sebagai objek virtual. Dalam hal ini, komunitas virtual merupakan sebuah komunitas baru lagi, yang memang hadir karena adanya ‘new media’ ini, atau yang lebih dikenal dengan nama internet. Dengan adanya media yang baru ini, dan memang mempunyai dampak yang besar, akhirnya banyak sekali jurnal akademik yang diluncurkan, untuk membahas mengenai fenomena ini. Buku-buku mengenai internet dan aspek masyarakat juga meledak setelah Benedikt menerbitkan sebuah buku Cyberspace: First Step, yang memang banyak sekali membuka wawasan tentang dampak dari gelombang yang satu ini.

Di dalam ketiga gelombang tadi, tentunya kita bisa melihat dampak yang ada di dalamnya, untuk lebih mengetahui apa yang harus kita lakukan, dengan media yang sekarang ini kita gunakan. Dan untuk membuat kita mengetahui bahwa gelombang di atas, juga merubah setiap karakter yang ada di masyarakat, yang membentuk sebuah komunitas yang baru.



*sumber: "Creating Community with Media : History, Theories and Scientific Investigations” oleh Nicholas W. Jankowski